A. PENYUSUN
PIDATO
Mulai dari
presiden sampai bupati atau walikota – apabila muncul di forum untuk mengucapkan pidato – sering melakukannya
dengan membacakan naskah. Jarang sekali secara impromptu atau
ad libitum, yakni
langsung tanpa naskah.
Naskah pidato yang dibacakan para
pemimpin itu disusun oleh seorang penyusun pidato (speech writer) yang khusus
di angkat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, atau ditetapkan sebagai tugas
kepala hubungan masyarakat (kahumas). Oleh karena itu, bagi seorang kahumas
pengetahuan menyusun naskah pidato sangatlah penting. Hasil karyanya, sebagai
salah satu kegiatan operasionalisasi humas, akan dinilai langsung oleh atasan,
dan akan dijadikan salah satu tkok ukur kepakaran, kemampuan, dan
keterampilannya dalam melaksanakan seluruh tugasnya.
1.
Persiapan
menyusun naskah pidato
Dalam ilmu
komunikasi penulisan pidato termasuk retorika. Retorika mempunyai dua
pengertian, secara sempit dan secara luas. Dalam pengertian sempit retorika
adalah seni bicara didepan umum atau publik; singkatnya, fretorika adalah
pidato. Dalam pengertian luas retorika tidak hanya merupakan seni bicara,
tetapi juga seni menulis.
Jadi, suatu pidato yang disusun oleh
kahumas untuk dibacakan atasannya, tidak hanya merupakan paparan informatif
yang berisi keterangan atau penjelasan, tetapi persuasif, yakni mengandung
ajakan atau bujukan sehingga para hadirin tergerak hatinya untuk
melaksanakannya. Disini penguasaan bahasa dan seni penyusunannya menjadi
teramat penting karena bahasa yang digunakan harus mampu mengungkapkan pikiran
dan perasaan.
Dalam hubungan dengan tugas penyusunan
naskah pidato bagi atasan, seorang kahumas harus mengobservasi dan meneliti
gaya bicara atasannya dalam suatu pertemuan intern, misalnya ketika memberikan
brifing kepada para pegawai.
Kahumas yang terampil akan menugasi
salah seorang karyawannya untuk mengelola segala data yang mungkin pada suatu
ketika diperlukan. Pengelolaan data ini meliputi kegiatan-kegiatan: pengumpulan
(filling), pencaharian (retrieval), pemeliharaan (file maintenance),
pemeriksaan (verifying), pembandingan (comparing), pemilihan (sorting),
peringkasan (extracting), dan penggunaan (manipulating). Dengan demikian,
setiap kahumas memerlukan data tertentu yang dalam waktu yang relatif amat
singkat dapat diperolehnya.
2. TEKNIK
MENYUSUN PIDATO
Naskah pidato harus disusun
secara konsepsual sistematik. Secara retorik susunsn pidato terdiri dari empat
bagian, yaitu :
o
Pendahuluan
Fungsi
bagian pendahuluan adalah supaya menyiapkan para hadirin secara psikologis
mengenai hal pokok yang akan dikemukakan. Suatu pidato akan meningkatkan
perhatian hadirin apabila masalah yang ditampilkan menyentuh kebutuhan dan
kepentingan.
Cara yang dapat dilakukan untuk memikat perhatian
hadirin,adalah :
·
Menampilkan kutipan pendapat seorang ahli atau
tokoh
·
Mengajukan pertanyaan
·
Menyajikan ilustrasi yang spesifik
·
Memberikan fakta yang mengejutkan
·
Mengetengahkan hal yang mengandung rasa insani (
human interest )
·
Menyajikan hal yang ganjil
o
Penampilan masalah
Pada
bagian ini menampilkan pokok pembahasan yang dalam penguraiannya harus bersifat
persuasif, yakni mengandung ajakan atau bujukan untuk melaksanakannya.
o
Penegasan argumentatif
Argumenta
berfungsi memberikan penegasan disertai pengungkapan mengenai cara
melaksankannya atau cara mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang
dijumpai.
o
Kesimpulan
Kesimpulan
berisi penandasan. Bagian ini harus singkat, sederhana, dan merupakan kabulatan
dari seluruh isi pidato.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
:
·
Jangan menampilkan fakta baru
·
Jangan mengunakan kata-kata konotatif
·
Jangan membuat antiklimaks
Kesimpulan merupakan bagian akhir dari penyusunan
pidato, tetapi bukan penutup.
Berikut beberapa cara yang dapat digunakan sebagai
penutup,yaitu:
·
Menyajikan peribahasa
·
Mengambil kutipan dari kitab suci
·
Menyatakan pujian pada hadirin
Kahumas
harus mengamati gaya pidato atasannya itu sehingga, sehingga dengan mengamati
gayanya itu,akan menghasilkan susunan pidato yang memuaskan bagi sang pemimpin.
Belum ada tanggapan untuk " OPERASIONALISASI HUBUNGAN MASYARAKAT"
Post a Comment