Sebagai media
komunikasi yang merupakan citra bergerak (audio-visual moving image),film
semakin lama semakin penting dalam kehidupan manusia. Sebab, selain bisa memvisualkan
dan
mengauditifkan sesuatu,baik yang berupa angan-angan maupun kenyataan,juga
mampu menimbulkan efek kognigtif sekaligus efek afektif.
Keampuhan yang
dimiliki media film ini berkat jasa Edwin S.Porter yang pada tahun 1903
mempertunjukan karyanya,berjudul “The Great Train Robbery”. Dalam abad ke-20
ini film mengalami kemajuan yang amat pesat,lebih lebih setelah diperkenalkan
media televisi kepada masyarakat,yang banyak kesamaan dengan film.
Sifat elektronik yang
dimilki televisi menyebabkan film tergeser karena publik tidak perlu lagi pergi
ke gedung bioskop,tetapi cukup dirumah yang dengan santai dapat menikmati
beraneka ragam acara. Bukan saja cerita cerita seperti yang biasa
dipertunjukkan di gedung gedung bioskop,tetapi juga berita,pengetahuan,musik,dan
sebagainya,yang kesemuanya memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bagi manusia pada
umumnya,perkembangan teknologi dalam bidang citra bergerak (moving image) yang
didukung oleh media elektronik televisi itu merupakan suatu keuntungan,tetapi
untuk para pengusaha film bioskop merupakan kerugian karena para pengunjung
bioskop menurun secara drastis. Namun,karena dirugikan itulah orang-orang
memeras otak,bagaimana caranya agar khalayak kembali berduyun-duyun ke gedung
bioskop kendatipun mereka memiliki pesawat televisi. Perjuangan orang-orang
film berhasil. Berturut-turut diperkenal berbagai hasil inovasi : Cinerama,3
dimensi,Cinemascope,Vista-vision,hifi stereo,dolby yang terdapat pada televisi.
Teknik perfileman
secara mekanis dengan bahan seleloid yang pada mulanya merupakan film cerita
(story film),kemudian berkembang menjadi banyak jenis untuk memenuhi berbagai
kebutuhan. Untuk keperluan pemberitaan film berita (newsreel,newsfilm).
Film dokumenter
(documentary film) untuk mengabadikan suatu peristiwa secara audivisual, dan
film pendidikan (educational film) untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Bagi kegiatan humas,film dokumenter dianggap penting,yakni
sebagai rekaman sejarah perkembangan organisasi dan untuk evaluasi kemajuan
dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kahumas perlu memahami sedikit banyak
mengenai seluk beluk film dokumenter tersebut.
1.
Pengertian
film dokumenter
John Grierson,seorang
sutradara terkenal dari Inggris,mendifinisikan film dokumenter
sebagai
karya cipta tentang kenyataan ( creative treatmen of actuality).
Dalam merencanakan film dokumenter
dibutuhkan kemampuan berimajinasi karena akan dijumpai kesulitan untuk
membebaskan diri dari hal hal yang menjemukan. Film dokumenter sering berkisaar
pada peristwa yang merupakan paduan manusia dengan alam atau dengan binatang.
Raymond Spottiswode dalam bukunya,A Grammar of the Film; An analysis of film
technique,menyatakan sebagai berikut: “film dokumenter ,ditinjau dari aspek
subjek dan pendekatannya,adalah penyajian hubungan manusia yang didramatisasi
dengan kehidupan kepranataannya,baik pranata industri,sosial maupun
politik;dilihat dari aspek teknik merupakan bentuk yang kurang penting
ketimbang isinya.”
Pendapat
Spottiswoode tersebut menunjukan betapa pentingnya pesan yang di sajikan oleh
film dokumenter itu. Ditinjau dari ilmu komunikasi,pesan yang dikandung film
dokumenter itu harus dikelola sedemikian rupa sehinggamembangkitkan
perhatian,memikat untuk dilihat dari awal sampai akhir,dan mampu menimbulkan
efek.
2.
Tata
cara pembuatan film dokumenter
Film
dokumenter umumnya dibuat oleh suatu organisasi, apakah itu perusahaan,badan
pemerintahan,lembaga kebudayaan,atau instansi kemiliteran. Terjadinya suatu
film dimulai dari suatu ide. Demikian pula dengan film dokumenter berbeda
dengan ide pada film cerita. Jika ide pada film cerita timbul dari cakrawala
yang luas, karena menyangkut segala kehidupan manusia,maka film dokumenter
terbatas pada aspek kehidupan tertentu.
Ide
yang akan divisualisasi itu terlebih dahulu harus dituangkan dalam suatu
kerangka kisah yang merupakan susunan secara garis besar. Kerangka kisah atau
outline tersebut dalam bahasa asing dinamakan treatment yang acap kali disebut
juga synopsis. Disini harus tampak tema dari kisah yang akan direkam dengan seluloid
itu. Tema ini amat penting, sebab berkaitan dengan tujuan pesan yang akan
dikomunikasikan,dan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dari jalur dan arah
yang ditentukan. Treatment adalah gambaran umum dari kisah yang akan dibuat.
Dalam
treatment sudah jelas adanya bagian awal,tengah dan akhir kisah. Dalam film
cerita biasanya sudah tampak adanya klimaks,tetapi dalam film dokumenter jarang
adanya klimaks. Pada treatment sudah dapat dicantumkan dialog-dialog tanpa
terlalu banyak istilah teknis. Kisah pada treatment disusun dalam bentuk
sastra(literary form) sebagai jembatan untuk meningkat menjadi naskah
filmik(filmic form) yang dinamakan skenario yang lazim pula disebut shooting
script. Adapula yang sebelum meningkat ke shooting script,disusun naskah perantara
yang dinamai master script screen play. Disini seluruh dialog
dicantumkan,tetapi tanpa petunjuk untuk kamera.
3.
Penyusunan
skenario film dokumenter
Skenario
atau shooting script merupakan naskah akhir bagi pembuatan suatu film,juga
untuk film dokumenter. Dengan skenario,pelaksanaan shooting,yakni pengambilan
gambar dengan kamera,dapat dilakukan dengan menghemat tenaga,biaya dan waktu.
Sebagai contoh,adegan adegan yang berlatar belakang atau berlangsung ditempat
yang sama,dalam skenario dapat dihimpun sehingga dapat dilakukan shooting hanya
satu kali saja untuk berbagai adegan.
Film
adalah paduan seni (synthenic art),yakni karya yang dihasilkan sebagai paduan
dari kecakapan,kemampuan dan bakat sejumlah orang. Tetapi,yang penting adalah
kemahiran dalam memadukan kecakapan,kemampuan,dan bakat orang orang yang
dilibatkan dalam pembuatan suatu kaya film. Dan orangnya adalah sutradara.
Kahumas yang akan membuat film dokumenter dengan biaya yang besar,perlu mencari
sutradara dengan kualisifikasi lengkap,yakni memiliki jiwa seni,berpengetahuan
luas,berwibawa dan berpengalaman.
4.
Bahasa
kamera
Film
dokumenter dilandasi oleh skenario,dengan aspek pokok bahasa kamera(the
language of the camera) sebab kamera lah yang akan bercerita,mengubah
pengahayatan suatu ide dari bentuk kata kata ke bentuk gambar. Kamera dapat
menunjukan kepada khalayak keadaan seseorang tanpa keterangan dengan kata kata.
Kamera bisa memperlihatkannya sebagai orang kaya (misalnya sedang menyusun
gepokan uang sepuluh ribuan atau sedang memasuki sedan mutakhir).
Untuk
tujuan tertentu kamera dapat memperlihatkan suatu proses yang tidak mungkin
dapat dilakukan secara biasa. Sebagai contoh kamera biasa menunjukkan proses
pertumbuhan suatu jenis tanaman hanya dalam ukuran detik,padahal proses
pertumbuhan tersebut dalam kenyataannya berlangsung berbulan bulan,bahkan
bertahun tahun. Teknik penggunaan kamera dalam rangka memvisualisasi suatu ide
agar menjadi jelas,menarik perhatian, dan membina minat.
a.
Camera
movement ( gerakan kamera)
Dilihat
dari bentuknya kamera ada yang dapat dijinjing(portable) ada yang diletakkan
diatas landasan berkaki tiga (tripod) atau diatas landasan beroda(dolly). Maka
yang akan digerakkan,selain lensanya juga badannya.
Gerakan kamera
umumnya terdiri atas tiga jenis,yaitu:
1)
Panning
Panning
adalah gerakan mendatar yang dilakukan dari kiri ke kanan atau
sebaliknya,mengikuti gerakan objek yang dijadikan sasaran.
2)
Tilting
Gerakan
tilting berlangsung secara vertikal,baik dari atas kebawah maupun dari bawah
keatas.
3)
Tracking
Tracking
merupakan gerakan kamera kedepan atau kebelakang. Karena kamera diletakkan
diatas dolly,sering gerakan seperti ini dinamakan dollying.
b.
Camera
position ( posisi kamera)
Posisi
kamera terdiri atas berbagai jenis,bergantung pada jauh dekatnya letak kamera
dengan subjek yang akan diambil oleh kamera.
1)
Panoramik
shot
Dilakukan
untuk memperoleh seluruh pemandangan. Shot jenis ini sering diambil sebelum
suatu objek ditetapkan harus terfokus.
2)
Long
shot
Pada
long shot subjek diambil kamera dari jarak jauh,tetapi terfokus,dalam arti kata
bahwa pemandangan untuk latar belakang tidak terampil salurannya.
3)
Medium
long shot
Untuk
mengambil dua tiga orang yang sedang becakap cakap sambil berdiri.
4)
Medium
shot
Mengambil
subjek dari lutut keatas.
5)
Close
shot
Posisi
ini mengambil subjek lebih dekat lagi,yakni dari bahu keatas sehingga,bila
hasilnya diproyeksikan ke layar,akan tampak lebih jelas.
6)
Close
up
Untuk
menunjukkan seluruh wajah seseorang dalam rangka memberikan tekanan pada
kondisi psikologis seseorang misalnya terkejut,heran,sedih,marah,bahagia.
7)
Big
close up
Dengan
posisi kamera jenis ini,bagian subjek yang dipertunjukkan dilayar nanti akan
tampak lebih relatif amat besar.
Dengan
posisi kamera yang berjenis jenis seperti itu ,penonton tidak akan merasa jemu
ketika menyaksikan kisah yang dipertunjukkan pada layar.
c.
Shot
transition (alihan shot)
Shot
transition adalah suatu proses alihan dari shot yang satu ke shot yang lain.
Dalam peralihannya dari yang satu gambar ke gambar lain itu,perlu ada variasi
supaya tidak menjemukan para penonton.
Berikut
ini adalah beberapa jenis alihan shot :
1)
Cut
Cut
dalam bahasa indonesia secara umum berarti memotong,”potong”,atau “potongan”.
Dalam bidang perfileman cut berarti peralihan dari shot yang satu ke shot yang
lain,atau dari adegan satu ke adegan yang lain secara cepat.
2)
Fade
out
Jenis
ini menunjukkan suatu transisi secara luwes dari yang satu adegan ke adegan
yang lain.
3)
Fade
in
Fade
ini adalah kebalikan dari fade out, suatu peralihan dari tiada secara perlahan
lahan sedikit demi sedikit muncul secara samar samar ,kemudian menjadi jelas.
4)
Dissolve
Sering
juga disebut dengan mix atau
paduan,yakni peralihan dari adegan yang satu ke adegan berikutnya dengan
menggabungkan nya terlebih dahulu
untuk beberapa saat.
5)
Wipe
Wipe
berarti menyapu. Suatu adegan yang diganti , menghilang bagaikan tersapu , yang kemudian muncul adgan berikutnya.
Sebuah
karya film berdiri atas sequence (babak),setiap sequence terdiri dari scene (adegan),dan setiap scene
terdiri dari shot. Untuk mendapatkan
kejelasan dapat disusun sebagai berikut :
-
Sequence
/ babak = alinea
-
Scene
/ adegan = kalimat
-
Shot
/ syot = kata
Ditinjau dari ilmu
komunikasi , kususnya dari aspek
komunikator , bila karya tulis dikerjakan oleh satu orang , film dikelola oleh
sekolompok orang.
obat pelangsing super cepat
ReplyDeletekorset pelangsing
obat pelangsing tradisional
obat pelangsing
obat kurus
obat diet
obat langsing
green world slimming
pelangsing perut
jamu pelangsing
pelangsing herbal
alat pelangsing
obat pelangsing super cepat
obat pelangsing terbaik
obat pelangsing berbahaya
obat pelangsing alami tanpa efek samping
obat pelangsing tradisional
obat pelangsing acai berry
obat pelangsing herbal
obat pelangsing alami
obat diet berbahaya
obat diet paling ampuh
obat diet cepat
obat diet tradisional
obat diet alami
obat diet xenical
obat diet terbaik
obat diet dokter
obat kurus racikan dokter
obat kurus cepat
obat kurus yang bagus
obat kurus herbal
obat kurus tradisional
obat kurus alami
obat kurus dokter
obat kurus di apotik
obat kurus cepat dalam 1 minggu
obat cepat kurus di apotik
obat pelangsing cepat dan murah
obat pelangsing super cepat dan murah
obat pelangsing super cepat lida
kurus cepat tanpa obat
obat kurus di apotik
obat kurus alami
slimming capsule side effects
natural max slimming capsule