Thursday, August 20, 2015

OPERASIONALISASI HUBUNGAN MASYARAKAT



A.      PENYUSUN PIDATO
Mulai dari presiden sampai bupati atau walikota – apabila muncul di forum  untuk mengucapkan pidato – sering melakukannya dengan membacakan naskah. Jarang sekali secara impromptu atau
ad libitum, yakni langsung tanpa naskah.
        Naskah pidato yang dibacakan para pemimpin itu disusun oleh seorang penyusun pidato (speech writer) yang khusus di angkat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, atau ditetapkan sebagai tugas kepala hubungan masyarakat (kahumas). Oleh karena itu, bagi seorang kahumas pengetahuan menyusun naskah pidato sangatlah penting. Hasil karyanya, sebagai salah satu kegiatan operasionalisasi humas, akan dinilai langsung oleh atasan, dan akan dijadikan salah satu tkok ukur kepakaran, kemampuan, dan keterampilannya dalam melaksanakan seluruh tugasnya.

1.       Persiapan menyusun naskah pidato
Dalam ilmu komunikasi penulisan pidato termasuk retorika. Retorika mempunyai dua pengertian, secara sempit dan secara luas. Dalam pengertian sempit retorika adalah seni bicara didepan umum atau publik; singkatnya, fretorika adalah pidato. Dalam pengertian luas retorika tidak hanya merupakan seni bicara, tetapi juga seni menulis.
        Jadi, suatu pidato yang disusun oleh kahumas untuk dibacakan atasannya, tidak hanya merupakan paparan informatif yang berisi keterangan atau penjelasan, tetapi persuasif, yakni mengandung ajakan atau bujukan sehingga para hadirin tergerak hatinya untuk melaksanakannya. Disini penguasaan bahasa dan seni penyusunannya menjadi teramat penting karena bahasa yang digunakan harus mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan.
        Dalam hubungan dengan tugas penyusunan naskah pidato bagi atasan, seorang kahumas harus mengobservasi dan meneliti gaya bicara atasannya dalam suatu pertemuan intern, misalnya ketika memberikan brifing kepada para pegawai.
        Kahumas yang terampil akan menugasi salah seorang karyawannya untuk mengelola segala data yang mungkin pada suatu ketika diperlukan. Pengelolaan data ini meliputi kegiatan-kegiatan: pengumpulan (filling), pencaharian (retrieval), pemeliharaan (file maintenance), pemeriksaan (verifying), pembandingan (comparing), pemilihan (sorting), peringkasan (extracting), dan penggunaan (manipulating). Dengan demikian, setiap kahumas memerlukan data tertentu yang dalam waktu yang relatif amat singkat dapat diperolehnya.



2.       TEKNIK MENYUSUN PIDATO
                Naskah pidato harus disusun secara konsepsual sistematik. Secara retorik susunsn pidato terdiri dari empat bagian, yaitu :
o   Pendahuluan
                Fungsi bagian pendahuluan adalah supaya menyiapkan para hadirin secara psikologis mengenai hal pokok yang akan dikemukakan. Suatu pidato akan meningkatkan perhatian hadirin apabila masalah yang ditampilkan menyentuh kebutuhan dan kepentingan.
Cara yang dapat dilakukan untuk memikat perhatian hadirin,adalah :
·         Menampilkan kutipan pendapat seorang ahli atau tokoh
·         Mengajukan pertanyaan
·         Menyajikan ilustrasi yang spesifik
·         Memberikan fakta yang mengejutkan
·         Mengetengahkan hal yang mengandung rasa insani ( human interest )
·         Menyajikan hal yang ganjil

o   Penampilan masalah
                Pada bagian ini menampilkan pokok pembahasan yang dalam penguraiannya harus bersifat persuasif, yakni mengandung ajakan atau bujukan untuk melaksanakannya.
               
o   Penegasan argumentatif
                Argumenta berfungsi memberikan penegasan disertai pengungkapan mengenai cara melaksankannya atau cara mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang dijumpai.

o   Kesimpulan
                Kesimpulan berisi penandasan. Bagian ini harus singkat, sederhana, dan merupakan kabulatan dari seluruh isi pidato.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
·         Jangan menampilkan fakta baru
·         Jangan mengunakan kata-kata konotatif
·         Jangan membuat antiklimaks

Kesimpulan merupakan bagian akhir dari penyusunan pidato, tetapi bukan penutup.
Berikut beberapa cara yang dapat digunakan sebagai penutup,yaitu:
·         Menyajikan peribahasa
·         Mengambil kutipan dari kitab suci
·         Menyatakan pujian pada hadirin

                                Kahumas harus mengamati gaya pidato atasannya itu sehingga, sehingga dengan mengamati gayanya itu,akan menghasilkan susunan pidato yang memuaskan bagi sang pemimpin.
               


No comments:

Post a Comment