Thursday, August 20, 2015

KOMUNIKASI PERSUASIF


Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di kantor, atau dalam situasi-situasi lainnya, komunikasi seseorang dengan orang lain tidak hanya sekedar basa-basi disebabkan oleh keterikatan hubungan sosial. Seringkali seseorang menyampaikan pikiran dan perasaannya
kepasa orang lain agar menerima suatu kepercayaan, mengubah sikapnya, atau melakukan suatu tindakan. Dengan lain peekataan, ia berkomunikasi dengan suatu tujuan tertentu. Komunikasi seperti ini dinamakan komunikasi paradigmatik, bersifat internasional, mengandung tujuan.
1.      Pengertian Persuasi
Istilah “persuasi” atau dalam bahasa inggris persuasion bersal dari kata Latin persuasio, yang secara harafiah berarti hal membujuk, hal mengajak, atau menyakinkan.
            Kenneth E. Andersen dalam bukunya, Introduction to Communication Theory and Practice, membatasi pengertian persuasi hanya pada komunikasi antar personal. Ia mengatakan bahwa ada tiga pergeseran penekanan yang penting antara batasan persuasi dengan komunikasi. Pertama, komunikasi didefinisikan sebagai upaya “mempengaruhi” kognisi, yakni menimbulkan dampak pada kognisi itu. Kedua, penekanan pasa kesenjangan dan perubahan, yaitu menyebabkan perubahan tanpa menggunakan paksaan. Dan pergeseran ketiga, penekanan dari definisi persuasi adalah perubahan pada sikap atau kegiatan yang diinginkan oleh komunikator. Demikian Kenneth E. Andersen yang selanjutnya menandaskan bahwa secara esensial persuasi adalah clearlygoal-directed behavior, jelas-jelas diarahkan kepada perilaku tertentu.
            Edwin P. Bettinghause dalam bukunya, Persuasive Communication, menurut dia yang diubah dengan upaya secara sadar itu hanya perilaku.
            Hovland dan Janis mengatakan bahwa efek persuasif dapat dilihat selalu dari asalnya, yaiu dari perubahan sikap yang menuju perubahan opini, perubahan persepsi, perubahan perasaan dan perubahan tindakan.
            Opini adalah evaluasi yang dinyatakan secara verbal mengenai suatu objek, orang atau peristiwa. Pernyataanya seperti : ‘Saya pikir anjing itu hewan yang setia’ adalah opini. Jadi perubahan opini adalah perubahan sikap dan nilai yang bersifat verbal.
            Jenis efek yang kedua dapat diakibatkan oleh komunikasi persuasif adalah perubahan persepsi. Untuk menjelaskan efek perubahan persepsi ini dapat ditampilkan contoh yang bagus setelah Perang Dunia II usai.
            Mengenai perubahan perasaan, Hovland dan Janis mengakui bahwa hal itu sukar dijelaskan. Perubahan ini berkenaan dengan keadaan dan emosional. Hanya para ahli psikologi dengan peralatan di laboratorium yang dapat mendeteksi perubahan perasaan seorang akibat suatu pesan komunikasi itu, misalnya perubahan dalam detak jantung, tekanan darah, respons kulut dan kadar keringat. Di luar laboratorium penelitian seperti itu, alat untuk mendeteksi perubahan perasaan tidak akan dijumpai.
            Yang terakhir adalah perubahan tindakan, pada setiap perilaku, yang tampak adalah perubahan tindakan, sebab seseorang yang sedang melakukan kegiatan tertentu itu, dapat diobservasi. Perubahan tindakan adalah perubahan perilaku secara fisik pada seseorang sebagai akibat dari pesan persuasif yang diterimanya.
            Jadi, keempat jenis perubahan itu, yakni perubahan opini, perubahan persepsi, perubahan perasaan dan perubahan perilaku, yang dapat diamati, kesemuanya bersumber pada sikap.
            Ditinjau dari komponen penerima atau komunikan, ada empat faktor sentral, yakni yang merupakan variasi pada komponen komunikator, pesan, media, dan situasi. Demikian Bettinghause, yang selanjutnya menjelaskan bahwa faktor-faktor penting yang dicakup oleh komponen komunikator adalah kredibilitas atau kepercayaan, kekuasaan sosial, peranan dalam masyarakat, hubungan dengan komunikan dan berbagai aspek demografis seperti usia, kelamin dan jenis pekerjaan.. yang perlu ditimbangkan pada komponen pesan adalah pengorganisasian pesan, argumentasi yang digunkan, imbauan yang disampaikan, dan bahsa yang dipakai dengan berbagai gaya.
            Bagi kegiatan humas, komunikasi persuasif ini jelas amat penting sebab, sebagaimana dikatakan di muka, fungsi sentral humas adalah mendukung manajemen dalam upaya mengerahkan dan mengarahkan manusia-manusia yang myskil itu kepada tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
2.      Persuasi Versus Koersi
Istilah koersi atau dalam bahasa inggris coersion, berasal dari bahsa Latin coercio yang harafiah berarti “pengekangan”, dan secara maknawiah berarti “upaya mencapai suatu tujuan dengan menggunakan kekuatan”. Dalam prakteknya untuk mencapai tujuan itu dilakukan kegiatan dalam bentuk sanksi, ancaman, intimidasi, pemerasan, noikot, teror, dan lain-lain, sehingga orang yang dijadikan sasaran merasa terpaksa, cemas, takut dan sebagainya.
Otto Lerbinger dalam bukunya, Designes for Persuasive Communication, pengertian koersi mengatakan bahwa, jika paksaan ingin dilaksanakan, orang banyak atau rakyat tidak perlu secara nyata didorong-dorong. Dan komunikasi koersif adalah proses penyampaian pesan (pikiran dan persaan) oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, opini atau perilaku, dengan gaya yang mengandung paksaan.
Jadi, persamaan komunikasi persuasif dengan komunikasi koersif adalah dalam tujuannnya, sama-sama mengubah sikap, opini, atau perilaku. Perbedaannya adalah dalam gayanya, jika komunikasi persuasif dilakukan secara psikologis yang mengandung ajakan, bujukan, imbauan atau rayuan, komunikasi koersif dilkaukan secara imperatif yang mengandung sanksi, ancaman, kekhawatiran dan ketakutan.
Konsekuensi dari hasil komunikasi persuasif dalam bentuk peribahan sikap, opini, dan perilaku adalah kesadaran  disertai rasa senang, sedangkan konsekuensi dari hasil komunikasi koersi dalam bentuk perubahan sikap, opini dan perilaku adalah keterpaksaan disertai rasa tidak senang.
Bagi para kahumas, komukasi koersif ini perlu mendapat perhatian yang seksama karena adakalanya konsekuensi yang timbul bukan hanya rasa tidak senang, tetapi dapat meningkat ke rasa permusuhan, bahkan dendam kesumat.
Dalam organisasi, situasi komunikasi bersifat koersif, apakahn organisasi itu bertaraf mikro seperti perusahaan atau bertaraf makro seperti sebuah negara. Dalam setiap organisasi pasti terdapat peraturan yang wajib ditaati. Ini berarti koersi sebab, jika seorang anggota organisasi tidak menaatinya, ia terkena sanksi atau ancaman. Kalau ia seorang pegawai, ia terncam dipindahkan, diturunkan pangkatnya atau dikeluarkan. Tetapi seorang anggota organisasi tidak ada yang memaksa untuk memasuki organisasi itu. Ia masuk dengan keinginan sendiri, dengan konsekuensi harus patuh pada peraturan yang berlaku dalam organisasi itu. Selama ia patuh pada kewajibannya, ia akan memperoleh hak sebagaimana ditetapkan oleh peraturan. Jika ia melakukan hal yang sebaliknya, maka haknya pun akan hilang.
Dari paparan mengenai persuasi dan koersi ini jelas kiranya bahwa tugas kahumas ialah melakukan persuasi, antara lain terhadap para karyawan yang tidak berperilaku sesuai dengan peraturan organisasi yang ditetapkan. Mereka diajak, diimbau, atau dibujuk untuk taat kepada peraturan. Ini berarti bahwa perilaku individual dioarahkan sehingga sesuai, selaras, dan serasi dengan perilaku organisasi.
C. KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK
Istilah opini publik sebagai terjemahan dari bahasa inggris public opinion, yang dimasyarakat kita dikenal dengan istilah pendapat umum. Istilah public opinion diterjemahkan menjadi “opini publik”, dengan maksud semata mata agar jelas sebab, jika istilah “pendapatan umum” yang dipergunakan.
John dewey dalam karyanya “the public and its problems” mendifinisikan publik sebagai sekelompok orang yang bersama sama dipengaruhi oleh suatu kegiatan atau gagasan khusus.
Dengan demikian, sikap yang merupakan pduan dari pikiran (kognisi) dan perasaan (afeksi) itu, pada suatu ketika dapat diekspresikan dalam bentuk tindakan atau perilaku secara fisik atau dalam bentuk opini secara verbal.
Tetapi, yang penting untuk diperhatikan, bahkan diwaspadai, ialah bahwa pernyataan secara verbal atau secara behavioral seseorang atau sekelompok orang, tidak selalu sama dengan sikap yang sebenarnya.
Berdasarkan paparan diatas sebenarnya yang harus diubah itu adalah sikap, sebab sikap adalah murni, sedangkan pernyataan secara verbal dalam bentuk ucapan dan pernyataan behavioral dalam bentuk tindakan atau perilaku bisa palsu.
1.      Opini publik sebagai efek komunikasi
Selama opini itu merupakan opini seseorang (individual opinion), tidak akan menimbulkan permasalahan. Permasalahn akan timbul apabila opini itu menjadi publik, menyangkut orang banayk karena berkaitan denga kepentingan orang banyak.
Definisi irish dan prothro mencakup 3 aspek :
a.       Ekspresi (expression)
Sikap yang tidak diekspresikan bukanlah opini publik, sebab sikap adalah predisposisi internal yang tidak bisa diobservasi secara langsung.
b.      Persoalan ( issue)
Persoalan disini adalah yang mengandung pro atau kontra, setuju atau tidak setuju. Karena ciri pro atau kontra itulah, maka suatu opini selalu mengenai objek yang dapat menimbulkan tanggapan yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan.
c.       Kemasyarakatan
Opini publik lebih banyak bersangkutan dengan soal kemasyarakatan.
Pengertian opini dari segi beberapa pendekatan :
·         Pendekatan psikologi sosial
Yaitu dari segi mengekspresikan sikap menjadi opini
·         Pendekatan sosiologi
Opini publik seolah olah merupakan penjumlahan opini seseorang yang berasala dari sekian banyak orang dalam suatu masyarakat.
·         Pendekatan ilmu ekonomi
Dalam karya bernard berelsondalam karyanya yaitu beberapa jenis komunikasi mengenai beberapa jenis persoalan masyarakat, yang ditampilkan untuk menarik perhatian beberapa jenis  orang dalam beberapa jenis orang dalam beberapa jenis kondisi , menimbulkan beberapa jenis efek.
Dari berbagai definisi dengan berbagai pendekatan secara umum definisi publik itu dapat disimpulkan dirumuskan sebagai berikut “ opini publik adalah efek komunikasi dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontroversial dari sejumlah orang sebagai pengekspresikan sikap terhadap masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum.
2.      Jenis jenis opini
a.       Opini individual
Opini individual adalh pendapatan seseorang secara perseorangan mengenai sesuatu yang terjadi di masyarakat. Jadi, opini publik merupakan perpaduan dari opini opini individual.
b.      Opini pribadi
Opini pribadi merupakan pendapat asli seseorang mengenai suatu masalh sosial. Opini pribadi timbula apabila seseorang, tanpa dipengaruhi orang lain, menyetujui atau tidak menyetujui suatau masalah sosial, kemudian berdasarkan nalarnya ia sampai kepada suatu kesimpulan sebagai tanggapan terhadap masalah sosial, dan apabila dikomunikasikan kepada orang lain dalam suatu pergunjingan, maka ia telah menyampaikan opini pribadinya.
c.       Opini kelompok
Opini kelompok adalah pendapat sekelompok mengenai masalah sosial yang menyangkut kepentingan banyak orang, termasuk sekelompok orang.
d.      Opini mayoritas
Opini mayoritas adalah pendapat orang orang terbanyak dari mereka yang berkaitan dengan suatu masalah yang pro, mungkin yang kontra, mungkin yang mempunyai penilaian lain.
e.       Opini minoritas
Opini minoritas adalah kebalikan dari opini mayoritas. Opini minoritas adalah pendapat orang orang yang relatif sejumlahnya sedikit dibandingkan dengan sejumlah mereka yang terkait dengan suatu masalh sosial. Timbul opini minoritas ialah apabila masalah sosial yang dibicarakan itu berlangsung dalam forum terbuka yang melembaga sehingga dapat dihitung jumlahnya.
f.       Opini massa
Pendapat yang berbeda kemudian berkembang menjadi pendapat yang sama, apabila seluruhnya pro atau seluruhnya kontra. Dengan demikian opini opini publik itu menjadi opini massa. Opini yang bersifat massa ini beralih bentuk menjadi tindakan fisik, sering tindakan yang bersifat destruktif.
g.       Opini umum
Opini umum merupakan pendapat yang sama dari semua orang daalam suatu masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum.
Persamaan dengan opini massa yaitu bahwa bahwa pada kedua duanya semua orang mempunyai pendapat yang sama. Perbedaannya adalah jika pada opini massa pendapat yang sama itu merupakan hasil perkembangan dari opini publik  yaitu pendapat yang kontroversional, pada opini umum tidak, ketika ditengah tengah masyarakat muncul suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum, maka semua orang pro atau semua orang kontra.





No comments:

Post a Comment