Thursday, August 20, 2015

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER


Sebagai media komunikasi yang merupakan citra bergerak (audio-visual moving image),film semakin lama semakin penting dalam kehidupan manusia. Sebab, selain bisa memvisualkan dan
mengauditifkan sesuatu,baik yang berupa angan-angan maupun kenyataan,juga mampu menimbulkan efek kognigtif sekaligus efek afektif.
Keampuhan yang dimiliki media film ini berkat jasa Edwin S.Porter yang pada tahun 1903 mempertunjukan karyanya,berjudul “The Great Train Robbery”. Dalam abad ke-20 ini film mengalami kemajuan yang amat pesat,lebih lebih setelah diperkenalkan media televisi kepada masyarakat,yang banyak kesamaan dengan film.
Sifat elektronik yang dimilki televisi menyebabkan film tergeser karena publik tidak perlu lagi pergi ke gedung bioskop,tetapi cukup dirumah yang dengan santai dapat menikmati beraneka ragam acara. Bukan saja cerita cerita seperti yang biasa dipertunjukkan di gedung gedung bioskop,tetapi juga berita,pengetahuan,musik,dan sebagainya,yang kesemuanya memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bagi manusia pada umumnya,perkembangan teknologi dalam bidang citra bergerak (moving image) yang didukung oleh media elektronik televisi itu merupakan suatu keuntungan,tetapi untuk para pengusaha film bioskop merupakan kerugian karena para pengunjung bioskop menurun secara drastis. Namun,karena dirugikan itulah orang-orang memeras otak,bagaimana caranya agar khalayak kembali berduyun-duyun ke gedung bioskop kendatipun mereka memiliki pesawat televisi. Perjuangan orang-orang film berhasil. Berturut-turut diperkenal berbagai hasil inovasi : Cinerama,3 dimensi,Cinemascope,Vista-vision,hifi stereo,dolby yang terdapat pada televisi.
Teknik perfileman secara mekanis dengan bahan seleloid yang pada mulanya merupakan film cerita (story film),kemudian berkembang menjadi banyak jenis untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Untuk keperluan pemberitaan film berita (newsreel,newsfilm).
Film dokumenter (documentary film) untuk mengabadikan suatu peristiwa secara audivisual, dan film pendidikan (educational film) untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bagi kegiatan humas,film dokumenter dianggap penting,yakni sebagai rekaman sejarah perkembangan organisasi dan untuk evaluasi kemajuan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kahumas perlu memahami sedikit banyak mengenai seluk beluk film dokumenter tersebut.


1.      Pengertian film dokumenter
John Grierson,seorang sutradara terkenal dari Inggris,mendifinisikan film dokumenter
sebagai karya cipta tentang kenyataan ( creative treatmen of actuality).
            Dalam merencanakan film dokumenter dibutuhkan kemampuan berimajinasi karena akan dijumpai kesulitan untuk membebaskan diri dari hal hal yang menjemukan. Film dokumenter sering berkisaar pada peristwa yang merupakan paduan manusia dengan alam atau dengan binatang. Raymond Spottiswode dalam bukunya,A Grammar of the Film; An analysis of film technique,menyatakan sebagai berikut: “film dokumenter ,ditinjau dari aspek subjek dan pendekatannya,adalah penyajian hubungan manusia yang didramatisasi dengan kehidupan kepranataannya,baik pranata industri,sosial maupun politik;dilihat dari aspek teknik merupakan bentuk yang kurang penting ketimbang isinya.”
Pendapat Spottiswoode tersebut menunjukan betapa pentingnya pesan yang di sajikan oleh film dokumenter itu. Ditinjau dari ilmu komunikasi,pesan yang dikandung film dokumenter itu harus dikelola sedemikian rupa sehinggamembangkitkan perhatian,memikat untuk dilihat dari awal sampai akhir,dan mampu menimbulkan efek.

2.      Tata cara pembuatan film dokumenter
Film dokumenter umumnya dibuat oleh suatu organisasi, apakah itu perusahaan,badan pemerintahan,lembaga kebudayaan,atau instansi kemiliteran. Terjadinya suatu film dimulai dari suatu ide. Demikian pula dengan film dokumenter berbeda dengan ide pada film cerita. Jika ide pada film cerita timbul dari cakrawala yang luas, karena menyangkut segala kehidupan manusia,maka film dokumenter terbatas pada aspek kehidupan tertentu.
Ide yang akan divisualisasi itu terlebih dahulu harus dituangkan dalam suatu kerangka kisah yang merupakan susunan secara garis besar. Kerangka kisah atau outline tersebut dalam bahasa asing dinamakan treatment yang acap kali disebut juga synopsis. Disini harus tampak tema dari kisah yang akan direkam dengan seluloid itu. Tema ini amat penting, sebab berkaitan dengan tujuan pesan yang akan dikomunikasikan,dan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dari jalur dan arah yang ditentukan. Treatment adalah gambaran umum dari kisah yang akan dibuat.
Dalam treatment sudah jelas adanya bagian awal,tengah dan akhir kisah. Dalam film cerita biasanya sudah tampak adanya klimaks,tetapi dalam film dokumenter jarang adanya klimaks. Pada treatment sudah dapat dicantumkan dialog-dialog tanpa terlalu banyak istilah teknis. Kisah pada treatment disusun dalam bentuk sastra(literary form) sebagai jembatan untuk meningkat menjadi naskah filmik(filmic form) yang dinamakan skenario yang lazim pula disebut shooting script. Adapula yang sebelum meningkat ke shooting script,disusun naskah perantara yang dinamai master script screen play. Disini seluruh dialog dicantumkan,tetapi tanpa petunjuk untuk kamera.
3.      Penyusunan skenario film dokumenter
Skenario atau shooting script merupakan naskah akhir bagi pembuatan suatu film,juga untuk film dokumenter. Dengan skenario,pelaksanaan shooting,yakni pengambilan gambar dengan kamera,dapat dilakukan dengan menghemat tenaga,biaya dan waktu. Sebagai contoh,adegan adegan yang berlatar belakang atau berlangsung ditempat yang sama,dalam skenario dapat dihimpun sehingga dapat dilakukan shooting hanya satu kali saja untuk berbagai adegan.
Film adalah paduan seni (synthenic art),yakni karya yang dihasilkan sebagai paduan dari kecakapan,kemampuan dan bakat sejumlah orang. Tetapi,yang penting adalah kemahiran dalam memadukan kecakapan,kemampuan,dan bakat orang orang yang dilibatkan dalam pembuatan suatu kaya film. Dan orangnya adalah sutradara. Kahumas yang akan membuat film dokumenter dengan biaya yang besar,perlu mencari sutradara dengan kualisifikasi lengkap,yakni memiliki jiwa seni,berpengetahuan luas,berwibawa dan berpengalaman.
4.      Bahasa kamera
Film dokumenter dilandasi oleh skenario,dengan aspek pokok bahasa kamera(the language of the camera) sebab kamera lah yang akan bercerita,mengubah pengahayatan suatu ide dari bentuk kata kata ke bentuk gambar. Kamera dapat menunjukan kepada khalayak keadaan seseorang tanpa keterangan dengan kata kata. Kamera bisa memperlihatkannya sebagai orang kaya (misalnya sedang menyusun gepokan uang sepuluh ribuan atau sedang memasuki sedan mutakhir).
Untuk tujuan tertentu kamera dapat memperlihatkan suatu proses yang tidak mungkin dapat dilakukan secara biasa. Sebagai contoh kamera biasa menunjukkan proses pertumbuhan suatu jenis tanaman hanya dalam ukuran detik,padahal proses pertumbuhan tersebut dalam kenyataannya berlangsung berbulan bulan,bahkan bertahun tahun. Teknik penggunaan kamera dalam rangka memvisualisasi suatu ide agar menjadi jelas,menarik perhatian, dan membina minat.
a.      Camera movement ( gerakan kamera)
Dilihat dari bentuknya kamera ada yang dapat dijinjing(portable) ada yang diletakkan diatas landasan berkaki tiga (tripod) atau diatas landasan beroda(dolly). Maka yang akan digerakkan,selain lensanya juga badannya.

Gerakan kamera umumnya terdiri atas tiga jenis,yaitu:
1)      Panning
Panning adalah gerakan mendatar yang dilakukan dari kiri ke kanan atau sebaliknya,mengikuti gerakan objek yang dijadikan sasaran.
2)      Tilting
Gerakan tilting berlangsung secara vertikal,baik dari atas kebawah maupun dari bawah keatas.
3)      Tracking
Tracking merupakan gerakan kamera kedepan atau kebelakang. Karena kamera diletakkan diatas dolly,sering gerakan seperti ini dinamakan dollying.
b.      Camera position ( posisi kamera)
Posisi kamera terdiri atas berbagai jenis,bergantung pada jauh dekatnya letak kamera dengan subjek yang akan diambil oleh kamera.
1)      Panoramik shot
Dilakukan untuk memperoleh seluruh pemandangan. Shot jenis ini sering diambil sebelum suatu objek ditetapkan harus terfokus.

2)      Long shot
Pada long shot subjek diambil kamera dari jarak jauh,tetapi terfokus,dalam arti kata bahwa pemandangan untuk latar belakang tidak terampil salurannya.

3)      Medium long shot
Untuk mengambil dua tiga orang yang sedang becakap cakap sambil berdiri.

4)      Medium shot
Mengambil subjek dari lutut keatas.

5)      Close shot
Posisi ini mengambil subjek lebih dekat lagi,yakni dari bahu keatas sehingga,bila hasilnya diproyeksikan ke layar,akan tampak lebih jelas.


6)      Close up
Untuk menunjukkan seluruh wajah seseorang dalam rangka memberikan tekanan pada kondisi psikologis seseorang misalnya terkejut,heran,sedih,marah,bahagia.

7)      Big close up
Dengan posisi kamera jenis ini,bagian subjek yang dipertunjukkan dilayar nanti akan tampak lebih relatif amat besar.
Dengan posisi kamera yang berjenis jenis seperti itu ,penonton tidak akan merasa jemu ketika menyaksikan kisah yang dipertunjukkan pada layar.
c.       Shot transition (alihan shot)
Shot transition adalah suatu proses alihan dari shot yang satu ke shot yang lain. Dalam peralihannya dari yang satu gambar ke gambar lain itu,perlu ada variasi supaya tidak menjemukan para penonton.
Berikut ini adalah beberapa jenis alihan shot :
1)      Cut
Cut dalam bahasa indonesia secara umum berarti memotong,”potong”,atau “potongan”. Dalam bidang perfileman cut berarti peralihan dari shot yang satu ke shot yang lain,atau dari adegan satu ke adegan yang lain secara cepat.

2)      Fade out
Jenis ini menunjukkan suatu transisi secara luwes dari yang satu adegan ke adegan yang lain.

3)      Fade in
Fade ini adalah kebalikan dari fade out, suatu peralihan dari tiada secara perlahan lahan sedikit demi sedikit muncul secara samar samar ,kemudian menjadi jelas.

4)      Dissolve
Sering juga disebut dengan  mix atau paduan,yakni peralihan dari adegan yang satu ke adegan berikutnya dengan menggabungkan nya terlebih dahulu  untuk  beberapa saat.




5)      Wipe
Wipe berarti menyapu. Suatu adegan yang diganti , menghilang  bagaikan tersapu , yang kemudian muncul  adgan berikutnya.
Sebuah karya film berdiri atas sequence (babak),setiap sequence  terdiri dari scene (adegan),dan setiap scene terdiri dari  shot. Untuk mendapatkan kejelasan dapat disusun sebagai berikut :
-          Sequence / babak   = alinea
-          Scene / adegan       = kalimat
-          Shot / syot              = kata

Ditinjau dari ilmu komunikasi  , kususnya dari aspek komunikator , bila karya tulis dikerjakan oleh satu orang , film dikelola oleh sekolompok orang.

1 comment: